Buku Non Fiksi

Kupas Buku Dasar-Dasar Jurnalistik: Langkah Mudah Memahami Media

Pernah terpikir untuk terjun ke dunia media, tapi bingung harus mulai dari mana? Awalnya, Saya juga sempat merasa kebingungan. Namun, setelah membaca buku Dasar-Dasar Jurnalistik, akhirnya saya mendapat sedikit pencerahan! 

Buku ini membahas secara mendetail berbagai aspek penting, mulai dari teknik penulisan berita hingga etika jurnalistik. Penasaran seberapa bermanfaatnya buku ini untuk dibaca? Yuk, simak ulasannya sampai habis!

Kenalan Dulu Sama Buku Ini!

Pernah nggak sih terlintas di pikiran kamu, bagaimana awalnya seorang bisa jadi jurnalis? Apa saja yang mereka pelajari sebelum menerbitkan berita yang kredibel? Nah, buku Dasar-Dasar Jurnalistik ini bakal bantu kamu memahami seluk-beluk dunia jurnalis yang mudah dipahami.

Buku “Dasar-Dasar Jurnalistik” karya Asti Musman dan Nadi Mulyadi merupakan pilihan tepat bagi siapapun yang ingin mempelajari jurnalistik dari awal, baik untuk keperluan akademik maupun persiapan karir. 

Di dalam buku ini, kamu bisa menemukan pemahaman yang lebih mendalam  seperti membahas tentang jurnalisme, berita, menulis berita, dan menulis feature, kolom, dan tajuk rencana.

Penulis: Asti Musman & Nadi Mulyadi 

Penyunting: Amira

Pemeriksa Aksara: Amira

Penata Aksara: Erwin

Penerbit: Komunika

Tanggal Terbit: 8 Mei 2021

ISBN: 9786232442825

Halaman: 286

Bagian-Bagian yang Bikin Mikir ‘Oh Gitu Toh!

Jurnalistik itu dunia yang dinamis, di mana informasi terus bergerak dan mempengaruhi cara melihat berbagai peristiwa. Nah, ada beberapa bagian yang bisa bikin kamu mikir, “Oh, gitu toh!”, ketika kamu merasa tercerahkan dan mulai melihat dunia jurnalistik .

1. Framing Berita: Berita yang Sama, Sudut Pandang Berbeda

Terkadang kamu tidak menyadari bahwa cara penyampaian berita dapat mempengaruhi pemahaman tentang suatu peristiwa. Inilah yang dikenal dengan istilah framing berita. 

Sebuah peristiwa yang sama bisa dipersepsikan dengan cara yang berbeda oleh audiens, tergantung pada sudut pandang yang diambil oleh media. 

Misalnya, sebuah demonstrasi mahasiswa dapat diberitakan sebagai aksi damai yang berjuang untuk keadilan, sementara di media lain, fokus pemberitaannya bisa lebih menitikberatkan pada kericuhan yang terjadi. Meskipun terlihat sama,  tetapi cara penyampaiannya berbeda.

2. Narasumber: Siapa yang Bicara Itu Penting

Setiap berita, sering menjumpai kutipan dari narasumber. Pernahkah kamu berpikir tentang bagaimana wartawan menentukan siapa yang layak diwawancara? Ternyata, tidak semua orang dapat dijadikan sumber berita.

Seorang jurnalis harus memastikan bahwa narasumber yang diwawancarai memiliki pemahaman terkait topik yang dibahas. Tujuannya tentu agar informasi yang disampaikan akurat dan terpercaya.

Tak kalah pentingnya, jurnalis sering kali menghadapi tantangan lain, yaitu ketika narasumber menolak untuk diwawancara. Dalam situasi ini, keterampilan mereka diuji agar narasumber mau terbuka dan berbagi pandangannya.

3. Wawancara: Nggak Sekadar Tanya Jawab

Seorang jurnalis dituntut untuk merancang pertanyaan yang tidak hanya dapat menggali informasi dasar, tetapi juga mampu mendorong narasumber untuk memberikan jawaban yang bernilai. 

Selain itu, pewawancara juga perlu memiliki kepekaan terhadap situasi yang ada. Terkadang, menghadapi narasumber yang menjelaskan dengan berputar-putar dan juga menemui narasumber yang terlalu kaku. 

Di sinilah keterampilan wawancara menjadi sangat penting untuk menjaga agar percakapan tetap mengalir dan informatif. Selain itu, gaya wawancara harus disesuaikan dengan siapa yang diwawancarai. 

4. Menjaga Kredibilitas, Menjaga Kepercayaan Publik

Kepercayaan publik adalah aset paling berharga bagi seorang jurnalis. Begitu seorang jurnalis atau media ketahuan menerima sogokan, reputasi mereka langsung hancur. Masyarakat akan mulai meragukan setiap berita yang mereka sajikan, bahkan yang sebenarnya objektif sekalipun. 

Oleh karena itu, jurnalis harus tetap berpegang pada etika dan prinsip independensi dalam bekerja. Menghindari praktik amplop bukan sekadar soal moral, tetapi juga menjaga profesi jurnalis tetap dihormati. 

Jika seorang jurnalis bisa mempertahankan integritasnya, maka publik akan terus mengandalkan mereka sebagai sumber informasi yang dapat dipercaya. Oleh karena itu, kepercayaan itu mahal harganya, tapi sangat mudah hilang jika tidak dijaga dengan baik.

Apa yang Bikin Buku Ini Keren?

Setiap buku pasti punya keunikan yang bikin pembacanya betah, termasuk saya. Saya tidak menyesal membaca dan mempelajari buku ini. Meskipun bukan tipe buku yang sangat tebal, buku ini berkualitas dan keren banget. 

Buku ini juga punya beberapa hal menarik yang bisa jadi nilai plus buat siapa saja yang ingin belajar dunia jurnalistik. Apa saja itu? Nih, simak beberapa poin menarik berikut!

1. Bahasa yang Mudah Dipahami

Salah satu yang membuat buku ini keren yaitu penggunaan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami. Buku ini sangat ramah bagi pembaca yang masih baru mengenal dunia jurnalistik, sehingga tidak akan terasa berat untuk dibaca. 

Meskipun bahasanya ringan, isi buku ini tetap padat dan berkualitas. Penjelasannya disusun secara sistematis, memungkinkan pembaca untuk memahami jurnalistik. Dengan gaya bahasa yang bersahabat, pembaca tidak merasa terbebani oleh teori yang terlalu akademis.

2. Cocok Untuk Semua Kalangan

Buku ini tidak hanya ideal bagi pemula yang baru merintis karir di bidang jurnalistik, tetapi juga sangat berguna bagi mereka yang telah lama berkecimpung di dunia jurnalis. Buku ini tetap relevan dan layak dibaca.

Bagi para pemula, buku ini menyediakan pondasi yang kokoh untuk memahami dunia jurnalistik. Sementara itu, bagi jurnalis berpengalaman, buku ini berfungsi sebagai pengingat akan dasar-dasar teori jurnalistik yang tidak lekang oleh zaman.

Ada Nggak Sih yang Kurang?

Setelah tau kelebihan dari buku ini, ternyata ada beberapa hal yang bisa diperbaiki agar lebih menarik dan nyaman dibaca. Berikut beberapa kekurangan yang dapat diperhatikan dari buku ini: 

1. Kurang Interaktif dan Tidak Ada Sorotan

Buku penting sayangnya kurang interaktif, karena tidak  ada bagian-bagian yang dicetak tebal, menggunakan warna atau poin-poin penting yang bisa membantu pembaca dalam memahami inti pembahasan dengan cepat. 

Hal ini membuat buku ini kurang bersahabat bagi mereka yang lebih suka membaca ringkasan atau langsung menuju inti materi.Sayang sekali, sebenarnya isi buku ini sangat baik, tetapi cara penyajiannya sedikit kurang menarik.

2. Kurangnya Contoh Visual yang Relevan

Terdapat bagian dalam buku ini yang membahas tentang foto berita, tetapi sayangnya tidak menyertakan contoh visual yang bisa membantu pembaca memahami standar foto berita yang baik dan benar. 

Dalam dunia jurnalistik, foto bukan sekadar pelengkap, tetapi bagian penting dari penyampaian informasi. Tanpa contoh nyata, pembaca hanya bisa membayangkan sendiri tanpa kepastian apakah pemahamannya sudah sesuai. 

Worth It atau Nggak? Ini Jawabannya!

Buku ini layak untuk dibaca, terutama pada bab berita. Saya jadi tahu bagaimana proses pembuatan berita, mulai dari pra-produksi hingga pasca-produksi. Cocok banget untuk pemula yang ingin memahami dunia jurnalistik dengan cara yang simpel dan mudah dipahami.

Meski begitu, buku ini kurang interaktif karena minim visual dan highlight poin penting. Kalau kamu suka buku dengan tampilan lebih menarik, mungkin ini jadi kekurangan. Tapi secara keseluruhan, isinya tetap berbobot dan bisa jadi panduan buat belajar jurnalistik lebih dalam.

Jadi, Secara keseluruhan, buku ini cocok untuk siapa saja yang ingin memahami media dunia dengan cara yang mudah dan menyenangkan. Jadi, kalau kamu penasaran dengan dunia media,  buku ini bisa jadi langkah pertama yang pas. 

Yuk, mulai eksplorasi dunia jurnalistik sekarang! 

Dapatkan Buku Ini di Sini!

gramedia.com

shopee.co.id

Referensi

Musman & Mulyadi. (2021).Dasar-dasar Jurnalistik.Yogyakarta:Komunika.

Maulidya Anindita Haryono

Maulidya Anindita Haryono, mahasiswa Ilmu Komunikasi di UPN "Veteran" Jawa Timur. Memiliki minat besar dalam dunia kepenulisan, sebagai content writer, copywriter, dan content planner, dengan fokus pada pembuatan konten yang informatif, menarik, dan strategis.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *