Pentingnya ‘Tempat untuk Pulang’, Karena yang Tampak Cemerlang Belum Tentu Tak Butuh Pelukan
“Apa yang ada dalam benakmu kalau satu persatu keluargamu ‘meninggalkanmu’? “
Diondra, mahasiswa dengan kecerdasan di atas rata-rata itu kini harus membiasakan diri tinggal dengan keluarga pamannya.
Kanker telah merenggut nyawa bundanya, sementara kakaknya Diandra memilih mengakhiri hidup untuk alasan yang tidak ia pahami. Padahal, saat itu luka masa kecil akibat perceraian orang tuanya belum sembuh.
Di tengah usahanya untuk menata emosi dan mempertahankan karier akademis, Diondra mau tidak mau terlibat dalam masalah pelik Lisma. Lisma, adik sepupunya yang nyaris tidak punya teman itu seperti fotokopi Diandra.
Menurut Diondra, mereka berdua punya selera, gerak-gerik, dan pola pikir yang sama persis. Diondra tidak mau lagi dicap tidak becus menjaga keluarga kalau sampai Lisma berakhir seperti Diandra.
Berhasilkah Diondra menyelamatkan Lisma dan mempertahankan rumah pamannya sebagai tempatnya untuk pulang? Ataukah ia akan kembali diusir seperti sepuluh tahun lalu saat ayahnya mengusirnya?
Ini kisah tentang empati dan kesehatan mental.
Ini kisah tentang menggali minat dan mengikuti kata hati.
Ini kisah tentang belajar menerima.
Ini sebuah novel berisikan selipan beberapa topik penelitian di ranah data science.
Review
Terkadang kita mengalami hari yang berat dan menakutkan sebelum kita merasa siap. Curhat pada orang yang tepat tentunya dapat menjadi obat.
Hanya saja, seringkali orang yang menurut kita tepat itu tidak peka. Apalagi kalau kita terlanjur punya image tertentu seperti pintar, rajin, serba bisa, mandiri, dan semacamnya.
Seringkali kita malah diposisikan sebagai orang yang tidak butuh bantuan atau dianggap hidupnya terlalu sempurna untuk punya masalah.
Keresahan itulah yang aku angkat dalam novel ‘Tempat untuk Pulang’ ini. Aku berniat memaparkan bahwa orang yang tampak cemerlang belum tentu di dalamnya baik-baik saja.
Menggunakan tokoh fiksi bernama Diondra dan Lisma, aku menggambarkan dunia dari sudut pandang anak-anak pintar yang kesepian.
Diondra kehilangan pegangan sepeninggal Bunda dan kakaknya. Ia terlanjur terbiasa menutup diri, fokus menyenangkan Bunda dan Diandra tanpa mengenali minatnya sendiri, dan benaknya terbungkus trauma masa kecil yang membuatnya selalu melakukan yang terbaik untuk Bunda agar Bunda tidak mengusirnya seperti Ayah.
Apalagi saat ia mengetahui alasan kakaknya bunuh diri, kondisinya makin terpuruk. Dalam kondisi mental yang tidak stabil, Diondra masih harus berhadapan dengan masalah lain: sederet masalah pribadi Lisma, ditambah dengan masalah akademisnya sendiri di kampus.
Selain urusan kesehatan mental dan kehangatan keluarga, aku menyelipkan bahasan tentang kehidupan kampus, ide-ide penelitian, dan pentingnya mengenali minat.
Lalu, apakah akhirnya Diondra tetap merasa aman ‘pulang’ ke rumah Paman? Apakah Diondra berhasil membantu menyelesaikan masalah Lisma? Atau malah masalah itu membuat kondisinya makin parah? Yuk, menyelam bersamaku dalam novel bersampul biru yang penuh kehangatan ini!
Akhir kata, semoga novelku ini bisa memberikan edukasi sekaligus hiburan bagi seluruh pembacanya. Semoga lebih banyak yang terketuk hatinya untuk lebih berempati sehingga tidak ada lagi ‘Diandra’ lain di luar sana dan lebih banyak lagi ‘Diondra’ lain yang bisa bangkit.

Judul : Tempat untuk Pulang
Genre : Slice of life, family
Penulis : Ni Kadek Emik Sapitri
Penerbit : Jejak Publisher (CV Jejak)
Jumlah Halaman : 367 halaman
Tahun Terbit : 2024
Tentang Penulis
Ni Kadek Emik Sapitri. “It is impossible to be a mathematician without being a poet in soul”. Quote dari Sofia Kovalevskaya (mathematician asal Rusia) inilah yang memicu semangatku untuk terus menulis. Namaku Ni Kadek Emik Sapitri, biasa dipanggil Emik.
Aku lulusan matematika yang gemar membaca dan menulis, baik fiksi maupun nonfiksi. Novel berjudul ‘Tempat untuk Pulang’ ini merupakan novel perdanaku sekaligus buku solo ketiga. Novel ini kutulis sebagai selingan selama masa penulisan tesisku di bidang matematika, khususnya komputasi cerdas dan data science.
Yuk, kenalan lebih jauh denganku melalui Instagram @catatan.emik!
Baca Juga: Review Novel Mah, Ini Arah-nya Kemana, Yah?