Menulis dengan Referensi, Agar Menjadi Inspirasi bukan Plagiarisme
Di dunia kepenulisan, semua penulis, baik pemula maupun profesional, pernah mengalami satu momen genting. Ya, ketika ide yang kita miliki terasa seperti pernah dibaca sebelumnya, atau gaya tulisan seolah terlalu mirip dengan yang mereka kagumi. Lalu muncullah pertanyaan: “Apakah ini inspirasi… atau sudah menjurus ke plagiarisme?”
Dalam dunia yang penuh kutipan, referensi, dan pengaruh dari sana-sini, di mana sebenarnya batas antara terinspirasi dan menjiplak?
Plagiarisme, Bukan Sekadar Menyalin
Dulu, plagiarisme terkesan simpel: jangan copas tulisan orang lain. Titik. Tapi di era digital yang serba terhubung ini, batasannya jadi lebih abu-abu, kan?
Menurut penelitian dari Bretag dan Mahmud pada tahun 2019, plagiarisme sebenarnya memiliki cakupan yang luas, mulai dari yang paling jelas (copy-paste) hingga yang lebih halus seperti “mosaic plagiarism” — ketika penulis merangkai potongan-potongan dari berbagai sumber menjadi seolah tulisan baru.
Secara keseluruhan, kita harus memahami bahwa plagiarisme bukan hanya terjadi pada konteks akademis atau penulisan artikel ilmiah, tetapi merupakan tanggungjawab pribadi penulis, loh.
Howard dan Robillard dalam bukunya Writing with Integrity menulis, “Ketika kita mengklaim atau mengakui karya orang lain sebagai karya kita, kita tidak hanya menipu pembaca, tapi juga membohongi diri sendiri.”
Perlu kita ketahui, plagiarisme bukan hanya soal menyalin teks mentah-mentah. Lebih luas dari itu, plagiarisme mencakup:
- Mengambil ide, struktur, atau sudut pandang orang lain tanpa atribusi.
- Menggunakan kutipan tanpa menyebut sumber.
- Menyamarkan ulang tulisan orang lain dengan sedikit parafrase tapi tetap inti yang sama.
Menurut Purdue Online Writing Lab (OWL), plagiarisme didefinisikan sebagai “presenting someone else’s work or ideas as your own, with or without their consent, by incorporating it into your work without full acknowledgement.” Jadi, plagiarisme bukan hanya sekedar copy-paste saja, ya. Plagiarisme lebih luas dari itu.
Inspirasi Itu Wajar dan Setiap Penulis Pasti Perlu
Sebaliknya, inspirasi adalah bahan bakar kreatif bagi setiap penulis. Tidak ada ide yang benar-benar baru, semua penulis belajar dan berkembang dari apa yang mereka baca, tonton, dengar, dan rasakan. Ini fakta, loh.
Namun, inspirasi menjadi sehat ketika:
- Dikembangkan dengan sudut pandang baru.
- Ditulis ulang dengan gaya bahasa pribadi.
- Diperkuat dengan pengalaman atau observasi sendiri.
Konsep ini sejalan dengan pendapat Austin Kleon dalam bukunya Steal Like an Artist yang menyatakan bahwa “Nothing is original. Semua karya kreatif dibangun dari apa yang sudah ada sebelumnya. Kamu adalah gabungan dari apa yang kamu pilih untuk dimasukkan ke dalam hidupmu.”
Cara Menulis Agar Terinspirasi Tanpa Terjebak Plagiarisme
- Gunakan referensi, bukan salinan. Ambil makna, bukan kata-kata. Ubah konteks, bentuk, dan sudut pandang.
- Tulis dari pengalaman sendiri. Tambahkan elemen personal agar tulisanmu terasa hidup dan unik.
- Cantumkan sumber saat perlu. Mengutip atau menyebut inspirasi bukan kelemahan, tapi tanda integritas.
- Gunakan tools pengecekan plagiarisme. Tools seperti Turnitin, Grammarly, atau Duplichecker bisa membantu menjaga orisinalitas karyamu.
- Temukan suara unikmu. Latihan terus-menerus membantu penulis mengembangkan gaya khas yang tak mudah ditiru.
Orisinalitas Itu Bukan Harus Menjadi Baru, Tapi Menjadi Otentik
Tidak ada ide yang benar-benar orisinal, tetapi ada jutaan cara otentik untuk menuliskannya. Penulis yang baik bukan yang tak pernah membaca karya orang lain, tapi yang mampu mengolah dan mengubah inspirasi menjadi sesuatu yang baru dan jujur miliknya sendiri.
Yuk, diingat! Inspirasi itu membebaskan, sedang plagiarisme membelenggu dan menjaga batasnya adalah bagian dari tanggung jawab etis seorang penulis.
Referensi
Bretag, T., & Mahmud, S. (2019). A conceptual framework for implementing exemplary academic integrity policy in higher education. Journal of Academic Ethics, 17(3), 245-269. https://link.springer.com/referenceworkentry/10.1007/978-981-287-079-7_24-1.
Howard, R. M., & Robillard, A. E. (2023). Writing with integrity: Understanding and avoiding plagiarism (3rd ed.). Bedford/St. Martin’s.
Kleon, A. (2012). Steal Like an Artist: 10 Things Nobody Told You About Being Creative. Workman Publishing.
Purdue Online Writing Lab. (n.d.). Avoiding Plagiarism. Retrieved from https://owl.purdue.edu/owl/avoidinMenulis dengan Referensi agar Menjadi Inspirasig_plagiarism/index.html
Ditulis oleh: Mahira I. Hanandhya
Saya adalah seseorang yang gemar sekali membaca dan menulis. Saat ini, saya sedang duduk di bangku perkuliahan sebagai salah seorang mahasiswa Psikologi.
Akun Instagram: @mahiraih