Ruang Literasi

Tulisan Panjang, Tapi Tetap Betah Dibaca: Trik Menjaga Alur dan Ritme

Kamu pernah tidak membaca artikel, cerita, atau esai yang panjang sekali, tapi anehnya malah semakin betah dan menyenangkan untuk dibaca? Tidak terasa tahu-tahu kamu sudah sampai di kalimat terakhir. Rasanya seperti mendengar cerita atau curhatan yang mengalir aja tanpa beban.

Tapi, jangan salah. Ada juga tulisan yang baru dibaca dua paragraf saja, sudah membuat kita merasa jenuh dan berpikir, “Masih panjang banget…”

Kenapa bisa begitu, ya? Nah, ternyata kuncinya ada di dua hal penting yang sering disepelekan oleh penulis, loh! Yaitu: alur dan ritme.

Kenapa Alur dan Ritme Itu Penting?

Bayangkan kamu sedang pergi ke suatu tempat yang belum pernah kamu kunjungi sebelumnya. Ketika jalannya jelas, pemandangannya seru, dan sesekali ada tempat istirahat, pasti perjalanan itu terasa nyaman.

Tapi kalau jalannya muter-muter, arahnya tidak jelas, dan monoton.. jangankan sampai tujuan, kamu sudah lebih dulu ingin pulang, bukan? 

Begitu juga dengan tulisan.

Alur adalah arah dan struktur dari tulisan, sementara ritme adalah irama atau pola kalimat dan paragraf yang membuat pembaca enjoy serta tidak mudah merasa jenuh.

Ternyata, tulisan yang alurnya rapi dan ritmenya enak dibaca, jauh lebih efektif dalam membuat pembaca tetap fokus dan menikmati proses membaca, loh!

Trik Menjaga Alur dan Ritme Tulisan Panjang

Bagaimana cara menjaga alur dan ritme pada tulisan yang panjang? Kamu bisa coba beberapa tips di bawah ini agar tulisan tetap menarik dan tidak bosan dibaca pembaca, ya.

1. Coba Mulai dengan Pembuka yang Menggugah Rasa Penasaran

    Jangan langsung menumpahkan semua informasi di awal, tapi mulailah dengan pertanyaan menarik, fakta mengejutkan, atau cerita singkat yang relevan.

    Contohnya: “Kenapa ya, tulisan panjang itu terkadang bikin ngantuk, tapi ada juga yang malah bikin lupa waktu?”

    2. Pecah Tulisan Jadi Bagian-bagian Kecil

      Gunakan subjudul, poin-poin, atau paragraf yang relatif pendek, agar tidak hanya agar nyaman dilihat, tapi juga membantu otak mencerna informasi secara step by step.

      3. Variasikan Panjang Kalimat

        Campuran kalimat pendek dan panjang itu ibarat musik. Kalau semua kalimat pendek, tulisan jadi seperti telegraf, dan kalau semua kalimat panjang, pembaca akan menjadi tidak nyaman membacanya.

        4. Sisipkan “Jeda” Agar Tidak Jenuh

          Masih seperti analogi yang tadi, pada perjalanan jauh tentu harus ada rest area. Dalam tulisan, jeda ini bisa berupa humor ringan, pertanyaan reflektif, ilustrasi, atau kutipan.

          Contohnya: “Coba bayangkan, kamu lagi baca tulisan sepanjang 2000 kata tanpa jeda… seperti lari maraton tanpa berhenti. Lelah, kan?”

          5. Gunakan Transisi yang Halus

            Transisi itu ibarat jembatan antar bagian tulisan. Dengan transisi yang tepat, pembaca tidak akan merasa tiba-tiba “loncat” ke topik lain.

            6. Akhiri dengan Penutup yang Berkesan

              Penutup yang baik itu jelas, bukan cuma sekadar “selesai”. Ini bisa berupa rangkuman, pertanyaan pemicu, atau ajakan reflektif.

              Di era digital ini, di mana perhatian pembaca mudah teralihkan, struktur tulisan yang teratur dan ritme yang bervariasi terbukti meningkatkan daya tahan membaca, loh! Jadi alur dan ritme memang memiliki pengaruh besar pada tingkat keterlibatan pembaca terhadap tulisan yang kita buat.

              Jadi, tidak masalah menulis panjang, asal kamu tahu caranya. Dengan menjaga alur tetap terarah dan ritme tulisan yang tetap nyaman, kamu bukan hanya membuat tulisan yang selesai dibaca, tapi juga tulisan yang dapat dinikmati. 

              Pada akhirnya, tulisan yang baik bukan hanya soal berapa banyak katanya atau seberapa panjang tulisannya, tapi seberapa nyaman pembaca diajak “jalan-jalan” lewat rangkaian kata-katamu dan seberapa jauh tulisanmu bisa bermanfaat untuk pembaca!

              Referensi

              San José State University Writing Center. (2021). Sentence variety and rhythm. San José State University. Sumber: www.sjsu.edu/writingcenter/docs/handouts/Sentence%20Variety%20and%20Rhythm.

              Henneke. (2024, Agustus). How to write like a human, wholeheartedly. Enchanting Marketing. Diakses dari www.enchantingmarketing.com/write-like-a-human/

              Knowadays. (2023, December 22). Rhythm in writing: How to get it right. Knowadays. /knowadays.com/blog/rhythm-in-writing-how-to-get-it-right/

              Writers Helping Writers. (2022, April). What is rhythmic writing? Writers Helping Writers. writershelpingwriters.net/2022/04/what-is-rhythmic-writing/

              Ditulis oleh: Mahira I. Hanandhya

              Kawan Pena Penulis

              Tempat bagi para penulis pemula maupun berpengalaman belajar bersama dan meningkatkan kemampuan menulis. Yuk, kita belajar menulis bersama dan berbagi inspirasi melalui kata!

              Leave a Reply

              Your email address will not be published. Required fields are marked *