Kenali Struktur Tiga Babak, Solusi Pengembangan Ide Cerita
Siapa nih yang sering merasa stuck waktu ngembangin ide cerita? Atau ngalamin writer’s block waktu nulis? Nyatanya, banyak banget, lho, penulis yang pernah mengalami itu. Bahkan, penulis sebesar Dee Lestari saja mengaku sering mengalaminya.
Ada beberapa cara mengatasi writer’s block dan stuck ketika mengembangkan ide cerita. Salah satunya adalah penerapan struktur tiga babak yang akan kita bahas di artikel ini.
Apa Itu Struktur Tiga Babak?
Tahu tidak, sih, cerita yang menarik itu bukan hanya soal ide yang cemerlang. Namun, juga tentang bagaimana kita membuat cerita tersebut bisa mengalir dan memiliki alur yang sistematis.
Nah, di sinilah metode pembagian struktur hadir sebagai alat bantu bagi kita, para penulis.
Pengertian
Struktur tiga babak merupakan sebuah metode pengembangan ide, yang mana membagi sebuah cerita ke dalam tiga bagian utama. Mulai dari awal perkenalan, pertengahan dengan adanya aksi, hingga akhir yang berisi konklusi.
Secara garis besar, ketiga bagian tersebut menciptakan kerangka dasar cerita. Ini akan membantu banget buat kita dalam memahami alur besar cerita, sebelum mulai menulis detailnya.
Sejarah Singkat
Oh yah, metode ini juga dikenal dengan istilah three-act structure. Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh Aristoteles dalam salah satu bukunya yang berjudul Poetics.
Meski pembahasan utama karya tersebut adalah tentang seni puitis, akan tetapi di buku itu pula beliau mengatakan, “Keseluruhan (cerita) adalah apa yang memiliki awal, tengah, dan akhir.”
Kehadiran pernyataan ini juga menunjukkan bahwa sejak zaman klasik, cerita yang kuat dibangun dengan struktur yang logis dan teratur, lho.
Aristoteles meyakini bahwa para pembaca, maupun penonton, akan lebih memahami dan menikmati cerita yang memiliki progresi yang jelas.
Seiring perkembangan zaman, konsep pembagian cerita ini tidak hanya diterapkan pada karya tulis saja. Namun, juga berhasil di pementasan teater dan film.
Contoh karya novel dan film yang menggunakan metode pembagian ini adalah Perahu Kertas karya Dee Lestari.
Mengapa Struktur Tiga Babak Berhasil?
Pada saat menulis sebuah cerita, tak jarang sang penulis merasa kehilangan arah dan stuck di tengah jalan. Apakah kamu pernah mengalaminya juga? Padahal kan kita sudah punya ide yang besar, tokohnya sudah oke, latarnya juga sudah mantap. Tetap saja stuck!
Salah satu penyebabnya mungkin adalah karena tidak adanya pembagian alur yang jelas. Akhirnya, cerita itu malah tidak tuntas.
Nah, di sinilah, kehadiran struktur tiga babak bisa menjadi solusinya!
Tahu tidak, sih, penggunaan struktur tersebut terbukti membantu para penulis dalam menyusun alur suatu cerita secara runtut dan logis.
Jika kamu menggunakan pembagian babak ini, kamu jadi tahu ceritanya tuh akan mengarah ke mana dan apa yang terjadi di tiap bagiannya.
Melalui pembagian cerita ke dalam tiga bagian utama, kita jadi punya kerangka kerja yang jelas. Ini tuh kayak kita sudah punya peta perjalanan saat menyusun cerita.
Tak hanya itu saja, pembagian struktur ini juga bisa membuat cerita kita terasa lebih alami dan memuaskan bagi para pembaca. Pasalnya, para pembaca tuh bakal lebih betah menikmati cerita yang punya ritme dan progresi emosional yang teratur.
Coba bayangkan, bagaimana jika kamu membaca sebuah cerita yang tahu-tahu langsung konflik saja tanpa perkenalan yang matang. Atau, ceritanya tiba-tiba tamat tanpa penyelesaian yang jelas. Pasti janggal, kan?
Masalah yang kayak gini tuh bisa muncul karena tidak adanya pembagian struktur yang jelas.
Itulah sebabnya, penggunaan struktur ini bisa jadi cara mengatasi hambatan menulis yang ampuh. Banyak penulis yang mengalami writer’s block bukan karena kekurangan ide. Namun, karena tak tahu bagaimana menempatkan ide tersebut dalam alur yang teratur.
Bagaimana Cara Membuat Struktur Tiga Babak?
Sekarang kan kita sudah tahu nih definisi dan pentingnya metode ini dalam menulis kreatif. Saatnya untuk kita mulai praktek. Lantas, bagaimana caranya?
Sebenarnya secara garis besar, cara membuat struktur tiga babak itu kurang lebih sama dengan membuat outline pada umumnya. Hanya saja, kita bakal lebih fokus mengembangkan ide tersebut menjadi tiga bagian utama.
Eh, kalau kita pakai pembagian kayak gini, bukannya bikin cerita kita lebih kaku dan terbatas, yah? Tidak dong!
Justru sebaliknya, penggunaan struktur kayak gini memberikan kita kebebasan dalam mengeksplorasi ide. Ini juga bisa kita lakukan sembari menjaga kelanjutan arah ceritanya.
Keuntungan lainnya jika menggunakan struktur ini adalah kita bisa menghindari jalan cerita yang melebar ke mana-mana. Selain itu, pembagian ini juga bisa bikin cerita kita tidak datar dan membosankan.
Lantas, bagaimana cara membuat struktur tiga babak? Yuk langsung kita bahas satu per satu!
1. Bagian I – Awal (Perkenalan)
Seperti karya tulis pada umumnya, struktur tiga babak diawali dengan perkenalan cerita. Mulai dari penentuan siapa tokoh utamanya, bagaimana keseharian tokoh dan sekitarnya, serta hal apa yang membuat sang tokoh tersebut harus bertindak.
Di bagian ini, kamu perlu menunjukkan bahwa para karakter dalam cerita memiliki sebuah tujuan. Akan tetapi, beri tahu pula apa yang menjadi penghalang tujuan tersebut.
Pada bagian awal ini, penting bagi kamu untuk membuat para pembaca berempati dan peduli pada sang tokoh. Hal ini bertujuan agar mereka betah dan ingin membaca kelanjutan ceritanya.
Contoh Babak Pertama dalam Struktur Tiga Babak Cerita
Biar makin jelas, mari kita bercontoh ke salah satu novel best seller nasional, yaitu Perahu Kertas karya Dee Lestari.
Cerita ini tuh dibuka dengan perkenalan sang karakter yang bernama Kugy. Ia adalah seorang gadis unik yang mempunyai hobi menulis dongeng. Ia juga memiliki kebiasaan yang tak biasa, yaitu mengirim surat kepada ‘Neptunus’.
Dari sini, kita bisa langsung tahu bahwa Kugy memiliki warna yang khas.
Sementara, di sisi lain, ada Keenan. Ia adalah remaja laki-laki yang sangat ingin menjadi seorang pelukis. Hanya saja, ia dihadapkan dengan tekanan keluarga yang memintanya untuk menempuh pendidikan di bidang ekonomi.
Sedari awal cerita ini juga, kita diperkenalkan dengan lika-liku perasaan Kugy dan Keenan. Siapa yang sangka, diam-diam ternyata mereka saling suka.
Meski percintaan bukan menjadi konflik utama dari kisah Perahu Kertas, akan tetapi ini berhasil membuat pembaca penasaran dengan kelanjutannya.
Nah, dari awal tujuan mereka sudah jelas. Ingin menjadi seniman sesuai bidang mereka masing-masing. Namun, hambatan ceritanya juga langsung terasa.
2. Bagian II – Pertengahan (Aksi)
Setelah sukses membuat pembukaan cerita, tahap selanjutnya pada metode struktur tiga babak adalah pertengahan. Jika di awal tadi kita sudah memperkenalkan hambatan yang dihadapi, sekarang saatnya membuat para karakter beraksi.
Pada bagian ini, kamu perlu menunjukkan tekad para tokoh untuk mencapai tujuan mereka. Nah, selain itu, biar makin greget, kamu juga perlu memperlihatkan tantangan demi tantangan yang berhasil mereka lewati.
Di bagian ini pula, cerita kamu mulai bergerak dengan cepat. Konflik satu per satu hadir dan makin kompleks. Kamu bisa, lho, menyuguhkan pilihan-pilihan sulit bagi para tokoh. Atau juga bisa menambahkan beban emosi yang membuat tokoh dilema.
Melalui lika-liku ini, buatlah pembaca bertanya-tanya. Apakah sang tokoh akan mencapai tujuannya atau tidak. Kamu perlu membangun ketegangan dan ketidakpastian. Hal ini tuh bisa bikin pembaca makin betah.
Contoh Babak Kedua dalam Struktur Tiga Babak Cerita
Nah, sekarang kita kembali lagi dengan kisah Perahu Kertas.
Kan sebelumnya kita sudah berkenalan nih, dengan kedua karakter utama. Pada bagian ini, konflik tentang perasaan mereka turut dihadirkan. Namun, siapa sangka, kondisi tak pernah mendukung hubungan antara Kugy dan Keenan.
Di segmen ini, Kugy menghadapi pergulatan batin. Ia insecure dan merasa dirinya tak pantas untuk seorang Keenan.
Apalagi, dengan adanya penjodohan antara Keenan dan Wanda. Hingga pada akhirnya, Kugy memilih menjauh. Ia bahkan sampai menjalin hubungan dengan orang lain.
Sementara itu, Keenan juga terus terombang-ambing. Ia benar-benar dilema, antara memilih mimpinya sebagai pelukis, atau memenuhi ekspektasi orang tua yang berharap ia melanjutkan bisnis keluarga.
Suasana dibuat makin pelik. Kebohongan Wanda selama ini akhirnya turut terbongkar. Hal tersebut membuat Keenan tak lagi percaya diri untuk melukis.
Pertentangan batin dan situasi di sekeliling mereka membuat tokoh-tokoh ini berada dalam dilema besar. Antara tetap mengikuti kata hati atau menyesuaikan diri dengan realitas hidup yang berat.
3. Bagian III – Akhir (Konklusi)
Oke. Selanjutnya kita ke bagian penutup dari struktur tiga babak, yaitu akhir cerita. Bagian ini kurang lebih berisi tentang penyatuan awal dan konflik. Menjadikannya suatu kesimpulan atau konklusi.
Setelah menjalani berbagai macam lika-liku, para tokoh akhirnya bertemu dengan konflik utama. Kamu juga bisa menunjukkan transformasi yang mereka hadapi.
Para tokoh yang tadinya kamu perkenalkan di awal cerita, kini menjadi orang yang berbeda. Mereka telah tumbuh, berubah, dan belajar dari segala yang dilaluinya sepanjang cerita.
Pada babak ini, kamu perlu menunjukkan bagaimana perjalanan cerita berdampak pada para karakter. Jawab pula rasa penasaran pembaca. Apakah para tokoh berhasil mencapai tujuan mereka atau tidak.
Contoh Babak Ketiga dalam Struktur Tiga Babak Cerita
Mari kita intip lagi kisah Perahu Kertas!
Nah, ternyata, setelah Kugy dan Keenan menjalani hidup mereka masing-masing. Keduanya bertumbuh dan mengalami banyak perubahan.
Keenan akhirnya bisa berdamai dengan orang tuanya. Ia juga telah mantap dengan pilihannya menjadi seorang pelukis. Ia merasakan kebebasan jiwa dalam berkarya.
Sementara itu, Kugy juga berhasil menjadi seorang penulis. Sebagaimana yang ia impikan selama ini.
Di akhir cerita, takdir mempertemukan mereka kembali. Bukan lagi sebagai dua remaja yang masih mencari jati diri. Namun, sebagai dua insan yang telah tumbuh dan dewasa.
Penutup cerita ini terasa begitu manis dan menyentuh. Pembaca merasa puas dengan endingnya.
Bukan hanya karena Kugy dan Keenan akhirnya bersama. Namun, karena keduanya berhasil melewati perjalanan yang begitu panjang dan berliku.
Nah, itu tadi pembahasan kita tentang struktur tiga babak. Gimana, menurut kamu? Setelah memahami struktur ini, kamu bisa lebih mudah dalam menyusun alur yang runtut dan emosional. Jangan lupa diterapkan yah!
Referensi
id.wikipedia.org/wiki/Puitika_(Aristoteles)
blog.finaldraft.com/three-act-structure-the-foundation-of-screenwriting#:~:text=At%20its%20core%2C%20the%20three,to%20the%20Greek%20philosopher%20Aristotle.
Lestari. Dee. 2009. Perahu Kertas. Yogyakarta: Bentang Pustaka.
akhirnya ada lagi artikel dari Zaski
Terima kasih sudah membaca artikel buatanku. Nantikan artikel berikutnya yah, kak. 🙏
Bagus banget writingnya ka Zaskii…
aku sampai mikir buat langsung menulis sebuah cerita, makasih yaa
Terima kasih 🙏