Copywriting

Psikologi dalam Copywriting: Bagaimana Kata-kata Bisa Memikat Audiens?

Psikologi memainkan peran penting dalam copywriting. Setiap kata yang dipilih dapat mempengaruhi emosi, keputusan, dan tindakan audiens. 

Secara garis besar, copywriting itu menulis dengan tujuan agar pembaca melakukan aksi pada sebuah tulisan copy

Saya telah mendalami dunia psikologi dalam jangka waktu yang cukup lama dan merasa penting untuk memahami prinsip psikologi dalam sebuah copywriting agar lebih persuasif.

Menulis untuk menarik perhatian dan meyakinkan pembaca untuk melakukan sesuatu bukanlah hal yang mudah.  Namun, penerapan psikologi dalam copywriting yang tepat akan berdampak baik pada performansi tulisanmu. 

Psikologi di Balik Copywriting yang Efektif

Copywriting tidak hanya  menulis kata-kata saja, tapi melibatkan pemahaman tentang bagaimana manusia merespon sebuah informasi. 

Psikologi dalam sebuah copywriting itu meliputi  urgensi, emosi, dan kepercayaan yang dapat memainkan peran utama dalam menarik perhatian audiens. 

Penggunaan strategi psikologi dalam penulisan copywriting pada sebuah iklan, artikel, atau bahkan email marketing bisa menjadi lebih kuat dan berdampak besar.

Mengapa Memahami Pentingnya Psikologi dalam Copywriting itu Perlu?

Menulis tidak menggunakan unsur psikologi bisa membuat pesan menjadi kurang berdampak. 

Psikologi dalam copywriting akan membantu copywriter memahami bagaimana orang berpikir, merasa, dan bereaksi terhadap pesan. 

Hal ini dapat meningkatkan efektivitas pada sebuah tulisan copy di marketing campaign.

Psikologi juga memberikan wawasan tentang bagaimana manusia membuat keputusan. Sebuah keputusan yang dibuat oleh individu, mayoritas akan diputuskan berdasarkan emosi, bukan logika semata. 

Oleh karena itu, seorang copywriter yang sudah memahami bagaimana memicu emosi tertentu terhadap audiens, ia dapat menciptakan pesan yang pas atau tepat sasaran.

Kalau seorang copywriter ingin menghasilkan tulisan copy yang impactful, lalu apa yang harus ia pelajari lebih lanjut untuk memahami peran psikologi dalam sebuah tulisan copywriting.

Scroll ke bawah untuk tahu kelanjutannya ya!

Prinsip-Prinsip Psikologi dalam Copywriting

Berikut ini prinsip-prinsip psikologi dalam copywriting, yaitu:

1. Urgensi dan Kelangkaan

Prinsip urgensi dan kelangkaan membuat manusia cenderung lebih terdorong untuk bertindak ketika merasa ada keterbatasan waktu atau ketersediaan. 

Teknik ini sering digunakan dalam diskon dengan batas waktu atau produk dengan stok terbatas. Adanya kolaborasi psikologi dalam penulisan copywriting dapat mendorong konsumen untuk segera bertindak.

Misalnya, 

  • “Hanya tersisa  3 gamis lagi!” 
  • “Potongan Rp 50.000 akan berakhir besok!” 

2. Social Proof

Social proof ditandai adanya testimoni, ulasan pelanggan, dan studi kasus dapat meningkatkan kepercayaan. 

Audiens lebih percaya pada sesuatu yang telah diuji oleh orang lain. 

Penggunaan prinsip social proof dapat berupa kutipan dari pelanggan puas, jumlah pengguna yang telah mencoba produk, atau bahkan rekomendasi dari tokoh terkenal.

Misalnya, Sebuah customer stories pada halaman website suatu brand, “+100 Pelanggan terbantu dengan produk-produk kami.”

3. Storytelling & Emosi

Cerita yang menggugah emosi lebih mudah diingat dan menciptakan keterikatan dengan audiens. Kata-kata yang mengandung nilai emosional bisa membuat audiens lebih terhubung. 

Storytelling yang tepat sasaran sering kali mengikuti struktur “permasalahan – solusi – hasil” untuk membimbing audiens dari awal hingga akhir.

Misalnya, sebuah Ads Campaign pada produk shampo rambut anti rontok, “Ini rambut aku 2 minggu sebelumnya. Ini rambut aku setelah 2 minggu pemakaian shampo A.”

Penggunaan cerita dari pelanggan yang mengalami perubahan positif setelah menggunakan suatu produk cenderung akan lebih meyakinkan dibandingkan hanya menampilkan spesifikasi produk.

4. Kekuasaan Kata-Kata

Penulisan suatu pesan diformulasikan dengan memanfaatkan kata-kata yang  tepat dapat mempengaruhi persepsi audiens. Merangkai kata-kata dengan baik dan relevan dapat membuat suatu penawaran lebih menarik. 

Misalnya, 

“Layanan kami telah terbukti 97% efektif menghilangkan keresahan kamu,” terdengar lebih meyakinkan dibandingkan 

“Layanan yang kami suguhkan hanya gagal 5% .”

5. Prinsip Keterlibatan dan Konsistensi

Prinsip ini menjelaskan, orang cenderung mempertahankan pendapat atau tindakan yang telah mereka lakukan sebelumnya. 

Oleh karena itu, seorang copywriter dapat menggunakan strategi yang mendorong audiens untuk membuat komitmen kecil terlebih dahulu. 

Contohnya, “Dapatkan 5 produk spesial kami secara cuma-cuma!” Hal ini melibatkan audiens untuk merasakan keunggulan produk sebelum mereka akhirnya memutuskan untuk membeli.

Teknik Copywriting Berbasis Psikologi

Berikut beberapa teknik copywriting yang didasarkan pada prinsip psikologi:

1. Gunakan Kata-Kata yang Memicu Emosi

Menggunakan kata-kata seperti urgensi, ketakutan, kebahagiaan, atau antusiasme untuk menarik perhatian audiens.

Contoh: 

  • “Jangan kalah cepat dengan yang lain! Kelas ini hanya buka untuk 10 orang spesial loh! Apakah kamu salah satunya?”
  • “Buruan daftarkan karyamu, sebelum pendaftaran ditutup!”
  • “Takut gimmick? Tapi butuh produknya.. Eitss, tenang saja disini semua original tanpa embel-embel gimmick. Nikmati orisinalitas, sebelum kehabisan!”

2. Gunakan Kata-Kata Berorientasi Manfaat

Menyoroti keuntungan yang akan diperoleh audiens, sehingga mereka lebih terdorong untuk mengambil tindakan.

Contoh: 

  • “Gapai Karir Cemerlang dengan ikuti kelas career preparation hanya 3 sesi!”
  • “Capai Nilai 100 dengan Study-plan dari kelas kami!”
  • “Tidur tenang dengan minum rutin teh melatonin, siap hadapi hari esok!!

3. Gunakan Struktur yang Mudah Dipahami

Membuat pesan yang ringkas, jelas, dan terstruktur agar mudah dicerna dan diingat oleh audiens.

Contoh: 

  • “Hanya 1 langkah mudah untuk mendapatkan pelanggan di restoran!”
  • “Tips praktis dan efektif untuk buat kontenmu jadi viral”
  • “Siapkan 5 hal ini untuk hadapi masa tua mu tenang dan damai!!”
  • “Mudahnya mengelola finansial pribadi dengan 3 perencanaan ini!”

4. Buat Call-to-Action yang Jelas dan Kuat

Tujuannya agar Call-to-Action dapat mendorong audiens melakukan tindakan yang diinginkan.

Contoh: 

  • “Daftar sekarang dan nikmati keuntungan lain secara eksklusif!”
  • “Klik di sini dan mulailah perjalanan karir sukses yang kamu impikan!”
  • “Amankan slot pesanan kamu sekarang sebelum persediaan habis!”
  • “Gabung hari ini dan raup keuntungan kemudian!”

5. Gunakan Kata-Kata yang Menciptakan Imajinasi

Membantu audiens membayangkan pengalaman atau manfaat yang akan mereka rasakan jika menggunakan produk atau layanan.

Contoh: 

  • “Pikirkan kamu sedang menikmati pengalaman impianmu di puncak bukit hijau”
  • “Bayangkan rasa percaya dirimu meningkat dengan rambut yang bercahaya.”
  • “Cicipi berbagai minuman langsung dari peternakan high-quality!”
  • “Tutup mata dan hirup udara bersih dan segar di gunung!

Kalau kamu sudah membaca sampai sini, saya ingin mengucapkan selamat dan bangga akan proses belajarmu nih! 

Kamu sudah mempelajari dari pentingnya menggunakan psikologi dalam copywriting hingga teknik copywriting. Pembahasan selanjutnya mengenai kesalahan umum pada penulisan copywriting mu. 

Mari baca hingga akhir ya!

Kesalahan Umum dalam Psikologi Copywriting

Kesalahan-kesalahan umum yang kerap terjadi saat menerapkan peran psikologi dalam penulisan copywriting, yaitu:

  • Penggunaan Kata-Kata yang Terlalu Berlebihan. Contoh: “Layanan ini membantu masalahmu, sirna secepat kilat tanpa jejak!” (terdengar tidak realistis)
  • Kurangnya Kejelasan dalam Pesan. Pesan yang terlalu bertele-tele bisa membuat audiens kehilangan minat.
  • Mengabaikan Aspek Emosional Audiens. Fokus hanya pada fitur produk tanpa mempertimbangkan bagaimana produk tersebut dapat menyelesaikan masalah audiens.
  • Tidak Menggunakan Social Proof. Kurangnya testimoni atau bukti nyata dari pengguna dapat mengurangi kepercayaan audiens
  • Menggunakan Call-to-Action yang Lemah. Contoh: “Klik disini!” terdengar kurang kuat dibandingkan “Pencet tombol hijau dibawah ini untuk info selanjutnya!!”

Kesimpulan

Psikologi adalah salah satu fondasi penting dalam copywriting. Seorang copywriter yang memahami bagaimana audiens berpikir dan merespons suatu pesan akan bisa meningkatkan efektivitas komunikasi. 

Penulisan copywriting yang menerapkan prinsip-prinsip psikologi seperti urgensi, social proof, storytelling, dan framing yang baik. 

Tulisan tersebut akan menciptakan pesan yang lebih kuat dan meyakinkan.

Jika kamu adalah seorang content writer, kamu akan butuh untuk mempelajari dan menggunakan psikologi dalam copywriting pada penulisan copy mu.

Akhirnya, tulisan copy yang kamu buat tidak hanya menarik perhatian, tetapi juga dapat mendorong audiens untuk bertindak.

Sudah siap menerapkan peran psikologi dalam copywriting? Yuk, coba praktekkan!

Referensi:

carminemastropierro.com

idntimes.com

menjadicontentwriter.id

Ariefia Dwi Armani

Ariefia Dwi Armani adalah seorang penulis konten freelance yang gemar mengeksplorasi dunia content writing dan copywriting. Baginya, dunia kepenulisan selalu menyimpan sisi unik untuk dikulik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *