Ruang Literasi

Memeluk Diri Sembari Mengasah Kreativitas Melalui Tulisan

Hidup kadang banyak warna — dari temen ngeselin yang nunggak ngerjain PR, sampai ada penjaga kantin yang memberikanku mie ayam. Dari pengalaman sekolahku sejak itu, otakku terpantik untuk menyusunnya ke dalam cerita fiksi. Nggak harus novel — cerpen pun cukup.

Kalian pernah nggak? Ngerasain apa yang aku rasain dari contoh kasus di atas? Kalau kalian ngerasain, berarti kalian sudah berani mengekspresikan diri sebagai penulis yang suka bercerita, terutama curhat. 

Sebagai penulis, tentunya kita juga manusia dimana kita juga punya perasaan. Apalagi, yang bikin tulisan kita indah itu karena pengungkapan perasaan atau biasa disebut pesan tersirat yang ingin kita sampaikan. 

Misalnya, kalian pernah dibuat marah gara-gara temen kalian ingkari janji buat kumpul. Akhirnya, kumpul-kumpulnya terpaksa dibatalin karena kamu nggak enakan kalau ada satu temen yang nggak ikut. 

Geleng-geleng kepala plus nyilangin tangan udah jadi senjata andalanmu kalau ada masalah ngeselin yang tiba-tiba aja dateng.

Daripada pasang status marah-marah dan nyindir temen di status WhatsApp, kamu bisa mutusin buat nenangin diri dengan curhat ke kertas.

Kamu bisa tuangin apa cerita fiksi yang ada di otakmu, terus dihubungin ke kejadian yang kamu alamin sekarang. Atau bahasa kerennya, Journalling, tapi versi cerita fiksi.

Melepaskan Beban Melalui Curhat : Apa Manfaatnya?

Mau kamu penulis atau bukan, semuanya berhak untuk curhat, mau dari lisan maupun tulisan. Selain bikin otak ngasih kontribusi agar kamu lebih fokus dan encer, ini juga ngasih dampak kepada kesehatan mentalmu. 

Manfaatnya apa?

1. Recharge Energi

Ibarat HP yang bisa Lowbatt kalau dipake lama-lama, kamu juga pastinya pernah capek, mau fisik atau mental. Maka dari itu, nulis bisa jadi kegiatan healing harian buat kamu untuk curhat dan menyimpan energimu selama beraktivitas.

2. Mudah Berekspresi

Kayak yang pernah aku jelasin di atas, curhat dengan menulis juga membantu melegakan sedikit demi sedikit beban pikiran dan masalah kamu. Jadi, bebannya nggak bikin kamu overwhelmed apalagi burnout.

3. Jadi Lebih Kenal Diri Sendiri

Kalau kamu udah terbiasa curhat melalui media tulis ini, kamu jadi lebih kenal dan sayang sama diri kamu sendiri. Udah gitu, ini juga bentuk dari self-healing dan self-growth untuk ngebangun mental kamu agar lebih terjaga dan kamu menjadi individu yang produktif.

Dari 3 poin sederhana yang aku bawa, aku pribadi pernah ngerasain semua poin di atas. Ini sangat berdampak untuk meningkatkan kesehatan mentalku.

Jadi, menulis curhat ini nggak cuma bangun kreativitas kita aja, tetapi juga bentuk self-love kita. Bentuk rasa kasih sayang kita yang peduli dengan perasaan kita, dan bentuk kemandirian kita dengan istirahat dari hiruk-pikuk kehidupan kita di luar sana.

Aku harap, kita bisa menggapai tujuan yang tentunya jalannya nggak gampang, tapi percayalah, kita bakalan nyampe dan jangan lupa buat bilang makasih ke diri kita yang udah tetep jalan dan nggak mau berhenti di tengah jalan! Semangat untuk kita semua!

Penulis:

Faishal Raditia Fadlurrohman

Seorang penulis yang hobi membaca, menulis, dan bermain musik.

Kawan Pena Penulis

Tempat bagi para penulis pemula maupun berpengalaman belajar bersama dan meningkatkan kemampuan menulis. Yuk, kita belajar menulis bersama dan berbagi inspirasi melalui kata!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *