Story Circle: Rahasia Hollywood untuk Novel yang Mengubah Pembaca
Pernah duduk berjam-jam di depan pc, bingung menyusun plot novel yang solid? Atau sudah menulis ratusan halaman, tapi ceritamu terasa… Datar?
Aku pernah mengalami hal yang sama. Dulu, saat pertama kali mencoba menulis novel, aku merasa seperti tersesat di hutan tanpa peta. Punya ide sih, tapi bagaimana merangkai semua adegan di kepala menjadi satu cerita yang utuh? Rasanya seperti menyusun puzzle dengan ribuan keping, tanpa adanya gambar panduan.
Sampai akhirnya aku teringat dengan kerangka struktur sederhana namun kokoh: Story Circle. Metode ini bukan sekadar teori kaleng-kaleng. Ini adalah alat praktis yang masih digunakan oleh penulis skenario Hollywood untuk menciptakan film-film blockbuster seperti Star Wars, Harry Potter, hingga serial TV seperti Rick and Morty.
Kabari baiknya, metode ini bisa kamu terapkan untuk menulis novel yang memikat pembaca dari halaman pertama hingga terakhir. Penasaran bagaimana caranya? Mari, kita selami!
Apa Itu Story Circle dan Kenapa Kamu Harus Peduli?
Mengapa Story Circle Dan Harmon? Story Circleadalah kerangka cerita sederhana yang terdiri dari delapan langkah, diciptakan oleh Dan Harmon, kreator serial TV Rick and Morty dan Community. Struktur ini adalah versi yang disederhanakan dari Hero’s Journey ciptaan Joseph Campbell yang terkenal dengan 17 tahapnya.
Kalau Hero’s Journey terasa seperti ensiklopedia tebal yang membingungkan, Story Circle adalah versi ringkas yang mudah dipahami. Karena kerennya adalah struktur ini berbentuk lingkaran, bukan garis lurus, yang menunjukkan perjalanan siklis karakter: Order >< Chaos.
8 Langkah Story Circle
Memang, delapan langkah Story Circle itu terkesan sederhana. Oleh karena itu, kita akan membahas masing-masing langkah ini secara lebih mendalam, tetapi kamu juga harus memiliki gambaran umum tentang cara kerjanya. Berikut ini delapan langkah dalam Story Circle:
1. You (Kamu) – Karakter dalam Zona Nyaman
Sebelum memulai, kamu harus tahu siapa karakter utamamu dan seperti apa kehidupan normalnya. Ini adalah You dalam Story Circle.
- Siapa protagonisku?
- Apa rutinitas hariannya?
- Apa yang membuatnya nyaman di dunia ini?
- Apa yang kurang dari hidupnya?
Contoh: Harry tinggal di lemari bawah tangga, hidup membosankan dengan keluarga Dursley yang kejam. Ini adalah kehidupan biasanya yang sempit dan terbatas.
2. Need (Butuh) – Mereka Menginginkan Sesuatu
Karakter harus menginginkan sesuatu. Tapi ingat, ada perbedaan antara want (keinginan permukaan) dan need (kebutuhan mendalam yang sering tak disadari karakter).
- Apa yang karakter inginkan?
- Apa yang sebenarnya dia butuhkan?
- Mengapa dia butuh keluar dari zona nyamannya?
Contoh: Surat dari Hogwarts datang. Harry merasa ada sesuatu yang lebih besar menunggunya, meski dia belum tahu apa itu. Dia butuh menemukan jati dirinya.
3. Go (Pergi) – Mereka Memasuki Situasi Asing
Ini adalah inciting incident, kejadian pemicu, momen ketika karakter meninggalkan dunia normalnya dan memasuki dunia yang abnormal (tidak familier).
- Buat transisi ini terasa signifikan, ini bukan sekadar perjalanan fisik, tapi juga emosional,
- Karakter harus merasa tidak nyaman atau out of place di dunia barunya,
- Ini adalah titik di mana karakter tidak bisa kembali sampai perjalanan mereka selesai, point of no return.
Contoh: Harry naik kereta Hogwarts Express dan memasuki dunia sihir untuk pertama kalinya. Ini adalah momen crossing the threshold, titik di mana tidak ada jalan untuk kembali.
4. Search (Mencari) – Beradaptasi dengan Situasi Baru
Buat karakter menghadapi berbagai rintangan dan belajar beradaptasi.
Contoh: Di Hogwarts, Harry menghadapi berbagai tantangan, seperti belajar mantra, bertemu troll, mengikuti pertandingan Quidditch, dan mencari tahu misteri Batu Bertuah.
5. Find (Menemukan) – Mendapat yang Mereka Inginkan
Berikan karakter apa yang mereka cari (atau sesuatu yang lebih bermakna).
Contoh: Harry menemukan Batu Bertuah dan menghadapi Voldemort (dalam wujud Profesor Quirrell). Dia menyadari kekuatannya sendiri, cinta ibunya melindunginya.
6. Take (Mengambil) – Membayar Harga yang Berat
Paksa karakter membayar harga untuk kesuksesan penemuan mereka
Contoh: Harry hampir mati. Dia kehilangan poin Gryffindor karena keluar malam. Namun, dia membayar harga itu untuk menyelamatkan seluruh sekolah.
*Di bagian Search, Find, Take inilah novel benar-benar menjadi hidup! Ini adalah bagian tengah cerita di mana karakter.
7. Return (Kembali) – Kembali Ke situasi Familiar
Pulangkan karakter, karakter kembali ke dunia asalnya.
Contoh: Harry kembali ke Stasiun King’s Cross, akan kembali ke rumah Dursley untuk musim panas.
8. Change (Berubah) – Mereka Telah Berubah
Tunjukkan perubahan karakter melalui tindakan, bukan sekadar kata-kata.
Contoh: Harry bukan lagi bocah yang bingung dan kesepian. Dia adalah seorang penyihir, anak yang diramalkan, dan bagian dari dunia yang lebih besar dari lemari di bawah tangga.
*Mirror scene: Ciptakan adegan di akhir yang mirip dengan adegan pembuka, tapi tunjukkan bagaimana karakter bereaksi berbeda. Perubahan harus terasa earned, pembaca harus percaya bahwa karakter memang layak mendapatkan transformasi ini.
Kapan Harus Menggunakan Story Circle?
Gunakan Story Circle jika:
- Ceritamu berfokus pada perkembangan karakter,
- Kamu menulis coming-of-age story, character drama, atau fantasi dengan hero’s journey,
- Kamu ingin struktur yang fleksibel dan intuitif,
- Kamu lebih suka fokus pada transformasi emosional karakter.
Kesalahan Umum yang Harus Dihindari
Wajar jika melakukan kesalahan ketika mencoba sesuatu yang baru, bukankah begitu esensinya untuk manusia berkembang? Berikut adalah kesalahan umum yang sering dilakukan oleh penulis yang baru menggunakan struktur Story Circle:
1. Mengikuti Struktur Terlalu Kaku
Masalah: Kamu terpaku pada aturan dan lupa bahwa struktur adalah panduan, bukan hukum.
Solusi: Gunakan Story Circle sebagai kerangka, tapi jangan takut untuk bereksperimen. Jika adegan terasa lebih baik di lokasi berbeda, pindahkan! Struktur harus melayani cerita, bukan sebaliknya.
2. Lupa pada Transformasi Karakter
Masalah: Kamu fokus pada plot dan melupakan arc karakter. Hasilnya? Cerita terasa kosong dan tidak memuaskan secara emosional.
Solusi: Selalu tanyakan: “Bagaimana karakter berubah di akhir?” Pastikan perubahan ini earned melalui tantangan dan pengalaman yang mereka hadapi.
3. Babak 2 yang Membosankan
Masalah: Babak 2 atau bagian tengah yang terasa lambat, membosankan, dan pembaca kehilangan minat.
Solusi:
- Naikkan stakes di setiap bagian,
- Tambahkan sub-plot yang menarik dan mendukung plot utama,
- Jangan takut untuk menghancurkan karaktermu, buat mereka menderita!
- Gunakan titik tengah sebagai game-changer yang mengubah arah cerita.
4. Resolusi yang Terlalu Cepat atau Tidak Memuaskan
Masalah: Setelah membangun ketegangan selama ratusan halaman, kamu terburu-buru menyelesaikan cerita dalam beberapa halaman terakhir.
Solusi: Berikan waktu yang cukup untuk resolusi. Pembaca butuh menerima konsekuensi dari klimaks, dan perubahan karakter. Aksi menurun dan penyelesaian sama pentingnya dengan klimaks.
5. Inciting Incident yang Terlambat
Masalah: Kamu menghabiskan terlalu banyak waktu untuk perkenalan dan setup, sehingga inciting incident baru terjadi di halaman 100 dari target 300 halaman.
Solusi: Dalam novel, atau cerita besar, inciting incident sebaiknya terjadi di 10-15% awal (sekitar halaman 30-45 untuk novel 300 halaman). Jangan biarkan pembaca menunggu terlalu lama!
Kesimpulan: Struktur adalah Alat, Bukan Aturan
Story Circle adalah alat bantu menulis, bukan formula ajaib.
Penting untuk mulai menulis tanpa terjebak dalam perencanaan berlebihan. Gunakan struktur sebagai panduan, tetapi percayakan pada naluri pencerita. Bahkan J.K. Rowling tidak memiliki kerangka sempurna saat menulis. Buka dokumen baru dan tulis kalimat pertama novelmu. Cerita terbaik datang dari dalam dirimu, terlepas dari strukturnya.
Selamat menulis!
Referensi:
www.studiobinder.com/blog/dan-harmon-story-circle/
www.novel-software.com/dan-harmons-story-circle-eight-steps-to-a-complete-narrative/
spines.com/dan-harmon-story-circle/
www.campfirewriting.com/learn/outline-a-novel-story-circle
www.hollywoodreporter.com/tv/tv-features/dan-harmon-interview-rick-morty-community-krapopolis-justin-roiland-1235600699/
Campbell, Joseph. The Hero with a Thousand Faces. 1949.
Penulis
Moch. Dicky Akbar adalah seorang pencerita yang melihat dunia melalui lensa unik, perpaduan antara visual yang tajam dan narasi yang mendalam. Ia telah membuktikan konsistensinya di dunia literasi dengan novel pertamanya, RESONANSI (2024).
Perjalanan kreatifnya dilatarbelakangi kala ia melanjutkan studi di bidang Film dan Televisi, pendidikan ini secara signifikan mempengaruhi gaya penulisannya, yang kental dengan prosa liris, atmosfer sinematik, dan struktur cerita yang terperinci.
Pembaca yang ingin mengikuti perjalanan atau berinteraksi langsung dengan penulis dapat menemukannya di Wattpad, GWP (Gramedia Writing Project) dan Instagram dengan satu username yang seragam: @dickyackbar.
