Refleksi Literasi Masa Depan Lewat Platform Digital
Di era teknologi yang terus berkembang pesat, cara kita mengakses bahkan mengelola dan membagikan informasi pun turut berubah.
Literasi yang dulu hanya dimaknai sebagai kemampuan membaca dan menulis, kini sudah berkembang menjadi literasi digital, yaitu, kemampuan memahami dan memanfaatkan informasi melalui berbagai media digital secara kritis dan etis.
Transisi Teknologi Sebagai Pedoman Literasi Masa Kini
Kita seringkali mengira bahwa kita sudah mengerti teknologi, tetapi lupa jika literasi juga berkembang. Masa depan literasi tidak lagi terikat pada lembaran buku cetak saja tetapi melekat erat platform digital yang menjadi ruang baru bagi generasi saat ini dan mendatang.
1. Perubahan Literasi dari Buku ke Layar
Transformasi besar terjadi dalam cara kita dalam mengkonsumsi bacaan buku fisik yang perlahan bersanding dengan ebook, artikel digital, blog hingga konten edukatif di media sosial.
Platform seperti Wattpad, Google Books, Fizzo, Yotube Edu hingga Instagram carousel edukatif menjadi pintu masuk generasi muda untuk menikmati literasi dalam format yang lebih visual, interaktif dan mudah diakses.
Namun, perubahan ini juga menuntut kecakapan baru yaitu membaca secara kritis dan selektif, bukan hanya sekadar cepat, berapa banyak yang dibaca melainkan bagaimana kita memahami, mengevaluasi dan memanfaatkan informasi yang kita baca.
2. Literasi sebagai Kekuatan Berpikir Kritis di Tengah Banjir Informasi
Platform digital menyajikan informasi dalam jumlah besar bahkan berlebihan. Di sinilah tantangan terbesar literasi masa depan membedakan informasi yang benar, relevan, dan bermanfaat dari yang menyesatkan atau hoax (palsu).
Literasi digital harus diarahkan untuk melatih:
- Kemampuan verifikasi sumber;
- Membaca dengan skeptis dan analitis;
- Berpikir reflektif dan tidak reaktif terhadap konten viral.
Kita tidak lagi cukup hanya bisa membaca tetapi harus melek informasi, melek fakta dan melek etika digital.
3. Platform Digital sebagai Ruang Ekspresi dan Kolaborasi
Masa depan literasi bukan hanya tentang menerima informasi tetapi juga berbagai pengetahuan dan menciptakan karya. Platform seperti blog, podcast, channel YouTube hingga media sosial menjadi media ekspresi diri untuk memperluas kemampuan menulis.
Siapa pun kini bisa menulis, berbagi opini, mengulas buku atau menyuarakan isu sosial secara luas. Lebih dari itu, platform digital memungkinkan kolaborasi literasi lintas kota bahkan negara.
Diskusi buku daring, klub membaca virtual, proyek menulis kolaboratif hingga kompetisi literasi berbasis daring sehingga dapat memperkuat budaya membaca dan menulis secara inklusif tanpa batas ruang.
4. Tantangan dan Etika Literasi Digital
Terlihat menyenangkan dan mudah, ya? Walaupun menjanjikan kemudahan, literasi digital pasti ada tantanganya sendiri, seperti:
- Distraksi digital dan oper informasi;
- Plagiarisme dan penyalahgunaan konten;
- Kehilangan keintiman dalam membaca mendalam.
Oleh karena itu, literasi masa depan perlu dibarengi dengan etika digital, yaitu kesadaran akan tanggung jawab saat membuat, menyebarkan atau mengomentari informasi.
Hal ini mencakup menghargai hak cipta, bersikap sopan dalam forum daring dan menjaga jejak digital.
5. Peran Pendidikan dan Komunitas
Literasi digital tidak bisa tumbuh sendirinya. Lingkungan sekolah, keluarga, komunitas dan pemerintah perlu berperan aktif dengan cara:
- Mengintegrasikan literasi digital dalam kurikulum;
- Menyediakan akses terhadap platform edukatif yang aman dan terkurasi;
- Mengadakan pelatihan menulis digital, membaca kritis dan etika daring;
- Mendorong terbentuknya komunitas literasi digital yang positif.
Masa depan literasi adalah masa depan yang terhubung, terbuka dan terus bergerak. Platform digital bukan ancaman bagi literasi konvensional, melainkan perluasan dari cara kita membaca, berpikir dan menulis.
Literasi Masa Depan untuk Semua
Kita semua memiliki hak yang sama, aku, kamu dan teman-teman mempunyai hak untuk mendapatkan informasi sebagai salah satu media pembelajaran. Walaupun di saat yang bersamaan terlalu banyak informasi yang kita terima.
Yang paling penting adalah bagaimana kita membekali generasi sekarang dengan keterampilan literasi yang adaptif, kritis dan beretika sehingga mereka tidak hanya menjadi konsumen informasi tetapi juga pencipta dan penjaga nilai literasi di era digital ini.
Referensi:
kompasiana.com/nabilatriwulandari6080/675490cbed641523866e7d32/literasi-digital-untuk-generasi-masa-depan
aksaramaya.com/tantangan-tantangan-literasi-digital-di-era-sekarang-ini
guruinovatif.id/artikel/penguatan-literasi-digital-peluang-masa-depan
stekom.ac.id/artikel/mengapa-literasi-digital-sangat-penting-di-era-modern
Penulis
Saya mempunyai hobby menulis dan juga membaca novel. Saat ini saya sedang menempuh perkuliahan di jurusan Management. Akun IG: @jessikaotniel