Budaya Belajar Sebagai Bentuk Literasi, Perjalanan yang Tak Pernah Selesai
Aku masih ingat betul suatu malam saat listrik mati di kotaku, aku duduk di kamar sambil membaca dengan bantuan cahaya dari lilin. Waktu itu aku belum mengerti apa arti literasi apalagi budaya belajar. Aku hanya tahu aku suka membaca dengan rasa penasaran.
Seiring berjalannya waktu aku menyadari bahwa kebiasaan kecil itulah yang membentuk karakterku. Belajar bukan hanya soal nilai bagus atau mengejar gelar, malah bisa lebih dari itu. Belajar ialah tentang bertumbuh.
Ketika belajar sudah menjadi bagian dari keseharian, dari sanalah lahir yang disebut budaya belajar.
Apa Itu Budaya Belajar?
Sebenarnya budaya belajar itu sederhana aja kok. Budaya belajar adalah proses mencari tahu, mengevaluasi dan memahami sesuatu hingga menjadi kebiasaan. Bukan sekedar rutinitas sekolah tetapi cara kamu menjadikan belajar sebagai gaya hidup.
Pernah gak sih kamu penasaran kalau mendengar hal baru? Apakah kamu langsung membuka Google atau membaca artikel untuk memahami lebih dalam? Kalau benar adanya seperti itu kamu sedang menanam budaya belajar dalam dirimu loh!
Apa Belajar Sama Dengan Literasi?
Sebagai mahasiswa dan pekerja membuat aku belajar satu hal penting, yaitu budaya belajar adalah akar dari segala literasi. Mayoritas menyimpulkan literasi hanya soal kemampuan membaca serta menulis. Padahal literasi adalah tentang cara kita memahami dunia.
Di antaranya ada literasi digital, literasi keuangan, literasi media bahkan literasi emosional.
Jika kamu punya budaya belajar kamu bisa jadi lebih terbuka terhadap berbagai bentuk literasi, tahapan berikutnya, kamu lebih sadar mana informasi yang benar dengan yang salah. Kamu belajar berpikir kritis sehingga tak hanya menerima, melainkan memproses informasi.
Dan itu menurutku adalah kekuatan yang luar biasa.
Caraku Menjaga Budaya Belajar
Sebagai manusia, aku bukanlah orang yang selalu disiplin, terkadang aku malas dan merasa lelah. Di samping itu, aku percaya dengan membentuk budaya belajar itu bukan soal sempurna melainkan soal konsisten.
Dimulai dengan hal kecil seperti menyisihkan waktu untuk membaca setiap hari selama 15-30 menit, menonton video edukatif ketika makan siang, menulis jurnal untuk merefleksi apa yang aku pelajari hari itu.
Dan yang terpenting ialah aku belajar dari orang-orang di sekitarku bahkan dari obrolan sederhana, yang memberikanku perspektif baru terhadap suatu hal.
Kamu juga bisa memulainya dari hal-hal yang kamu suka. Suka dengan KPop? Pelajari industri musik Korea. Kamu suka game? Nah, kamu bisa mencari tahu tentang game design atau dunia esports.
Budaya belajar tidak harus sekaku itu yang penting kamu terus berkembang.
Ini penting sebab pada era banjir informasi seperti saat ini, kita dituntut untuk lebih dari sekedar cerdas, kita harus bisa menyaring, mengkritisi dan memverifikasi. Tanpa budaya belajar kita mudah termakan hoaks, manipulasi dan pengaruh negatif dari berbagai informasi.
Budaya belajar bisa membuatmu kebal akan dunia yang berpacu cepat dan yang hanya bisa bertahan adalah mereka yang terus belajar. Entah kamu seorang pelajar, pekerja atau orang tua dan lainnya.
Jadi Lebih Baik dari Detik Ini
Apa kamu merasa terlambat untuk memulai? Tenanglah. Tak ada kata terlambat untuk belajar, aku pun masih belajar. Tiap hari kita semua ada dalam perjalanan panjang yang sama.
Budaya belajar bukan sekedar tren, ini merupakan bentuk cinta kepada diri sendiri. Kami percaya bahwa kamu layak untuk berkembang, hari ini, besok dan seterusnya.
Aku tidak tahu apa yang kamu perjuangkan hari ini tetapi jika kamu membaca tulisan ini sampai akhir, itu artinya banyak orang yang tak berhenti belajar.
Referensi:
Edumaster Privat. (2022, 2 September). Budaya Belajar dan Cara Membangunnya. Edumaster Privat
.
Penulis
Saya mempunyai hobby menulis dan juga membaca novel. Saat ini saya sedang menempuh perkuliahan di jurusan Management. Akun IG: @jessikaotniel